Mengenal Pengapian Pada Vespa Keluaran Tahun Tua
Vespa tahun tua merupakan kendaraan yang cukup mewah dan tidak termakan zaman.
Salah satu keunikannya terletak pada komponen dari sistem pengapian yang bisa dibilang sederhana dan cukup mudah untuk dipelajari dari setiap bagiannya.
Pemahaman dan pengetahuan tentang bagaimana mengenal, mengetahui cara kerja, tentu akan menambah skill bagi para pemiliknya untuk bisa memperbaikinya sendiri apabila terjadi suatu kendala.
Berikut ini adalah bagian-bagian, serta cara kerja dari sistem pengapian yang ada di vespa tahun tua
Spul
Adalah kawat tembaga yang dililitkan pada besi. Fungsi dari spul sebagai sumber arus listrik.
Di vespa sendiri ada dua macam spul. Yang pertama adalah spul lampu dan yang kedua adalah spul jalan (biasanya banyak juga yang menyebutnya dengan istilah spul platina dan juga spul cdi).
Perbedaan antara spul jalan dan spul lampu terletak pada ukuran kabel tembaga yang melilit spul tersebut. Spul lampu, ukuran kawat tembaganya lebih besar dibandingkan lilitan kawat spul jalan.
Piringan tempat dudukan spul biasa disebut napur.
Magnet
Spul terpasag di napur dan terletak didalam magnet, apabila mesin kita engkol atau selah, otomatis magnet akan berputar mengelilingi spul. Sehingga spul akan mengeluarkan arus listrik sebesar enam sampai dua belas volt. Semakin cepat putaran magnet, arus listrik yang dikeluarkan juga semakin besar. Kalau magnet berhenti berputar otomatis arus listrik juga akan hilang.
Untuk vespa yang masih menggunakan sistem pengapian platina, biasanya magnet kipas ada lubangnya seperti di vespa VBB, SUPER, SPRINT, dll.
Sedangkan untuk vespa yang sudah CDI tidak berlubang contohnya di vespa EXCEL, PX, dll.
Sistem Pengapian
Terbagi menjadi dua yang pertama adalah sistem pengapian platina dan yang kedua adalah sistem pengapian cdi.
Fungsi dari sistem pengapian adalah untuk memercikan api di busi, yang berguna untuk membakar bahan bakar yang ada di ruang bakar.
Platina berfugsi untuk mengatur penyalaan, gerakannya membuka dan menutup. Ketika platina membuka, busi akan menyala. Dan begitu juga sebaliknya ketika platina menutup busi akan padam.
Alat yang menggerakan platina namanya rotor. Rotor terpasang di magnet, pada rotor terdapat yang namanya nok. Nok inilah yang mendorong platina sehingga bisa membuka.
Penyetelan celah atau jarak buka platina juga harus tepat. Jika terlalu terbuka dampak yang akan terjadi adalah mesin akan sulit untuk dihidupkan. Kalau terlalu rapat, mesin terasa loyo dan juga keluar suara letupan dari knalpot.
Kondensor
Fungsi dari kondensor adalah untuk menyimpan listrik sementara waktu dan mencegah percikan api di platina. Jadi indikator kondensor sudah lemah dapat diketahui apakah di platina terdapat percikan api atau tidak.
Jika di platina terdapat percikan api, akan menyebabkan permukaan platina gosong, sehingga fungsi platina terganggu. Dan cara untuk megatasinya adalah dengan menggosok permukan platina tersebut sampai bersih, serta tambah atau ganti dengan kondensor yang baru. Sampai benar-benar tidak ada lagi percikan api di permukaan platina.
Untuk vespa yang menggunakan sistem pengapian cdi, tidak memerlukan kondensor.
Koil atau Coil
Fungsi dari koil adalah untuk merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi.
Arus listrik yang besar dari koil akan membuat ujung elektroda di busi memercikan api.
Salah satu indikator coil sudah lemah , dapat dilihat ketika diajak jalan selang beberapa meter mesin akan mati dan ketika dinyalakan akan hidup kembali, begitu seterusnya. Untuk mengatasinya ya ganti dengan koil yang baru.
Penutup
Jadi simpelnya dapat disimpulkan seperti ini. Ketika mesin kita engkol atau selah maka magnet akan berputar. Saat itu, spul akan megalirkan listrik sebesar enam sampai dua belas volt. Listrik ini disimpan sementara dalam kondensor. Ketika platina membuka, listrik tadi dialirkan ke koil. Di koil, aliran listrik akan ditinggikan. Karena dari koil mengalir tegangan listrik yang tinggi, sehingga ujung elektrode busi akan memercikan api.
Salah satu keunikannya terletak pada komponen dari sistem pengapian yang bisa dibilang sederhana dan cukup mudah untuk dipelajari dari setiap bagiannya.
Pemahaman dan pengetahuan tentang bagaimana mengenal, mengetahui cara kerja, tentu akan menambah skill bagi para pemiliknya untuk bisa memperbaikinya sendiri apabila terjadi suatu kendala.
Berikut ini adalah bagian-bagian, serta cara kerja dari sistem pengapian yang ada di vespa tahun tua
Spul
Adalah kawat tembaga yang dililitkan pada besi. Fungsi dari spul sebagai sumber arus listrik.
Di vespa sendiri ada dua macam spul. Yang pertama adalah spul lampu dan yang kedua adalah spul jalan (biasanya banyak juga yang menyebutnya dengan istilah spul platina dan juga spul cdi).
Perbedaan antara spul jalan dan spul lampu terletak pada ukuran kabel tembaga yang melilit spul tersebut. Spul lampu, ukuran kawat tembaganya lebih besar dibandingkan lilitan kawat spul jalan.
Piringan tempat dudukan spul biasa disebut napur.
Magnet
Spul terpasag di napur dan terletak didalam magnet, apabila mesin kita engkol atau selah, otomatis magnet akan berputar mengelilingi spul. Sehingga spul akan mengeluarkan arus listrik sebesar enam sampai dua belas volt. Semakin cepat putaran magnet, arus listrik yang dikeluarkan juga semakin besar. Kalau magnet berhenti berputar otomatis arus listrik juga akan hilang.
Untuk vespa yang masih menggunakan sistem pengapian platina, biasanya magnet kipas ada lubangnya seperti di vespa VBB, SUPER, SPRINT, dll.
Sedangkan untuk vespa yang sudah CDI tidak berlubang contohnya di vespa EXCEL, PX, dll.
Sistem Pengapian
Terbagi menjadi dua yang pertama adalah sistem pengapian platina dan yang kedua adalah sistem pengapian cdi.
Fungsi dari sistem pengapian adalah untuk memercikan api di busi, yang berguna untuk membakar bahan bakar yang ada di ruang bakar.
Platina berfugsi untuk mengatur penyalaan, gerakannya membuka dan menutup. Ketika platina membuka, busi akan menyala. Dan begitu juga sebaliknya ketika platina menutup busi akan padam.
Alat yang menggerakan platina namanya rotor. Rotor terpasang di magnet, pada rotor terdapat yang namanya nok. Nok inilah yang mendorong platina sehingga bisa membuka.
Penyetelan celah atau jarak buka platina juga harus tepat. Jika terlalu terbuka dampak yang akan terjadi adalah mesin akan sulit untuk dihidupkan. Kalau terlalu rapat, mesin terasa loyo dan juga keluar suara letupan dari knalpot.
Kondensor
Fungsi dari kondensor adalah untuk menyimpan listrik sementara waktu dan mencegah percikan api di platina. Jadi indikator kondensor sudah lemah dapat diketahui apakah di platina terdapat percikan api atau tidak.
Jika di platina terdapat percikan api, akan menyebabkan permukaan platina gosong, sehingga fungsi platina terganggu. Dan cara untuk megatasinya adalah dengan menggosok permukan platina tersebut sampai bersih, serta tambah atau ganti dengan kondensor yang baru. Sampai benar-benar tidak ada lagi percikan api di permukaan platina.
Untuk vespa yang menggunakan sistem pengapian cdi, tidak memerlukan kondensor.
Koil atau Coil
Fungsi dari koil adalah untuk merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi.
Arus listrik yang besar dari koil akan membuat ujung elektroda di busi memercikan api.
Salah satu indikator coil sudah lemah , dapat dilihat ketika diajak jalan selang beberapa meter mesin akan mati dan ketika dinyalakan akan hidup kembali, begitu seterusnya. Untuk mengatasinya ya ganti dengan koil yang baru.
Penutup
Jadi simpelnya dapat disimpulkan seperti ini. Ketika mesin kita engkol atau selah maka magnet akan berputar. Saat itu, spul akan megalirkan listrik sebesar enam sampai dua belas volt. Listrik ini disimpan sementara dalam kondensor. Ketika platina membuka, listrik tadi dialirkan ke koil. Di koil, aliran listrik akan ditinggikan. Karena dari koil mengalir tegangan listrik yang tinggi, sehingga ujung elektrode busi akan memercikan api.