Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Langkah Dalam Merubah Kebiasaan Buruk Ke Arah yang Lebih Baik

 Disadari atau tidak disadari setiap orang pasti punya kebiasaan buruk, baik kebiasaan yang berimbas ke orang lain ataupun yang hanya diketahui oleh diri sendiri.

Banyak juga yang sadar dan ingin mengubah kebiasaan buruk tersebut. Tapi untuk bisa merubah kebiasaan bukanlah hal mudah. Bukan hanya sekedar keinginan tapi ada proses yang harus dijalani dan tidak instan begitu saja.

Kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus juga berdampak ke pembentukan karakter seseorang. Contohnya adalah ketika orang terbiasa membuang sampah sembarangan, dia akan melakukan hal tersebut walaupun di dekatnya sudah ada tempat sampah.

Makanya jangan pernah lelah untuk memperbaiki kebiasaan yang akan berdampak ke perbaikan diri.

Mari mulai melangkah, merubah kebiasaan dengan tips berikut ini.


1. Minimalkan Godaan yang Pasti Selalu Ada

Godaan dalam merubah kebiasaan

Tanyakan ke diri sendiri. Apakah lingkungan sekitar kita mendukung untuk bisa merubah kebiasaan ke arah yang lebih baik?

Akan banyak sekali godaan yang akan menjerumuskan kita kembali ke kebiasaan yang buruk. 

Salah satu contohnya adalah kita ingin membaca buku untuk menambah ilmu dan wawasan setiap hari. Tapi pasti ada saja godaannya, seperti laptop, hp, game, yang tingkat kesenangannya lebih tinggi jika dibandingkan membaca.

Mulailah untuk bisa menyingkirkan godaan tersebut sampai batas waktu yang telah ditentukan. Anggaplah godaan tersebut sebagai hadiah ketika kita sudah bisa menyelesaikan sesuatu yang telah dikerjakan.


2. Berikan Waktu Istirahat yang Cukup

Mengistirahatkan batin

Masih banyak orang yang mengabaikan hal ini, fisik dan batin perlu untuk diistirahatkan supaya dapat bekerja maksimal di kedepannya.

Apalagi jika yang ingin dirubah itu adalah kebiasaan. Tentu energi yang dibutuhkan akan lebih besar, otak akan berfikir lebih berat, karena belum terbiasa dengan kondisi yang baru.

Istirahat tidak selalu tidur terbaring di atas kasur, istirahat batin juga perlu kita lakukan. Misalnya pergi ke tempat baru yang belum pernah dikunjugi, melihat hal baru yang belum pernah kita temukan sebelumnya. Untuk menyegarkan pikiran karena lelah dengan sesuatu yang itu-itu saja.


3. Merenung Dengan Diri Sendiri

merenung dengan diri sendiri

Pernah merasakan hari dimana hidup terasa sulit, semua terasa buntu, seperti tidak ada jalan keluar.

Coba untuk menanyakan kepada diri sendiri, aku hidup itu untuk apa, mau sampai kapan terus seperti ini, apa yang aku cari, langkah apa yang harus aku mulai.

Pacu kembali semangat, ingat kembali kita melakukan ini itu untuk apa, dengan begitu ketika badai jenuh itu melanda, niscaya semua akan terbuka kembali jalannya.

Buat strategi baru, kembali lagi bergerak, selesaikan apa yang belum selesai, akhiri apa yang dimulai.


4. Berdamai Dengan Diri Sendiri

berdamai dengan diri sendiri

Teman paling dekat dengan diri kita adalah diri sendiri, dia adalah sosok yang selalu ada bagaimanapun keadaan yang sedang kita alami, baik sedang susah ataupun bahagia.

Setiap orang pernah merasakan kegagalan bahkan merasa sangat terpuruk dalam hidupnya, terimalah itu semua, maafkan diri sendiri, dan berdamailah dengannya.

Ketika membualatkan tekat untuk bisa merubah kebiasaan ke arah yang lebih baik, terimalah segala hal apapun yang terjadi dalam hidup ini, baik itu yang menyenangkan maupun menyedihkan. Karena banyak omongan mengatakan puncak dari kebahagiaan adalah ketika kita bisa berdamai dengan diri sendiri.


5. Cari Support Sistem yang Baik

menemukan suport sistem

Disaat punya kemauan untuk berubah ke arah yang lebih baik tapi support sistem tidak mendukung, maka rintangan yang dihadapi pasti akan terasa lebih berat.

Kita hidup di dunia ini tidak sendiri, ada banyak perbedaan sifat, karakter berbeda dari masing-masing individu. Dan juga kita sebagai makhluk sosial otomatis terhubung dengan semua itu.

Apapun target yang ingin tercapai, ketika lingkungan atau orang-orang sekitar kita mendukung, maka perjalanan kita untuk bisa ke sana akan terasa lebih mudah, begitupun sebaliknya.

Biasanya terkurung dan ingin keluar dari zona yang tidak mendukung kita untuk maju pasti akan ada saja cobaannya. Tapi ketika sudah sadar bahwa dengan keadaan seperti itu sulit untuk membuat kita melangkah menapakkan diri ke hal yang lebih baik, maka beranikan diri setidaknya untuk membatasi terbawa dengan kondisi sepeti itu. 

Mau sampai kapan seperti ini terus?