Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Batal Mendaki Gunung Bismo Wonosobo

Waktu itu di bulan November tahun 2021, saya dan teman saya merencanakan untuk menikmati akhir pekan pergi keluar kota tepatnya ke kota Wonosobo untuk mendaki salah satu gunung yang ada di sana.

Setelah mendapatkan tanggal yang tepat, kami pun berkumpul untuk merencanakan apa saja yang perlu kita bawa, kita siapkan untuk pendakian nantinya.

Tapi mungkin memang belum rezeki, waktu itu bisa dibilang memang bulan-bulan di musim penghujan. Dan kebetulan hari H ketika kita mau berangkat menuju Wonosobo, di hari itu pagi hari sampai siang hari hujan tanpa berhenti.

Sebenarnya sempat ragu, Apakah mau tetap kekeuh melanjutkan perjalanan atau tidak. Tapi mungkin karena tekad dan keinginan kita lebih kuat untuk berharap bisa mendaki gunung, Akhirnya kita tetap memaksakan diri karena memang Keinginan kita waktu itu lebih kuat.

Setelah berangkat dari rumah, sampailah kita ke tempat penyewaan alat-alat camping.

Selama perjalanan dari rumah sampai ke sana, hujan pun masih belum berhenti walaupun tidak sederas pagi menjelang siang hari.

Setelah mencatat barang apa saja yang kita perlukan untuk mendaki akhirnya setelah selesai pembayaran dan mendapatkan barang yang kita inginkan, baru menjelang habis magrib, kami mulai berangkat dari tempat penyewaan alat camping tersebut menuju ke arah Wonosobo.

Waktu di perjalanan hujan masih turun walaupun tidak deras, dan waktu itu kami tetap Menggunakan mantel atau jas hujan menuju arah yang kita tuju.

Waktu itu kami berangkat cuma 3 orang, Saya seorang diri mengendarai motor kemudian dua orang teman saya berboncengan.

Sebenarnya Tujuan utama Kami adalah mau mendaki gunung Bismo salah satu gunung yang sebenarnya tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan sumbing ataupun Sindoro yang sama-sama terletak di Wonosobo, tapi setiap gunung pasti punya keindahannya sendiri-sendiri yang tidak bisa dibandingkan antara satu gunung dengan gunung yang lain.

Singkat cerita setelah Kurang lebih 3 jam berkendara tibalah kami di pintu masuk Kabupaten Wonosobo. Kebetulan waktu itu kami memang belum membawa perbekalan minuman dan makanan, untungnya di situ masih ada minimarket yang buka.

Mampirlah kami di depan minimarket tersebut, masuk ke minimarket nya untuk belanja sesuatu yang kita butuhkan dan membayarnya ke kasir.

Mungkin memang belum rejekinya, waktu itu hujan deras pun kembali turun. Setelah berembuk akhirnya kami memutuskan untuk menunggu hujan itu reda dan baru melanjutkan perjalanan.

Tapi mungkin memang takdirnya waktu itu hujan tidak kunjung reda dan Justru malah bertambah deras.

Berhubung waktu itu minimarket juga sudah tutup karyawannya juga sudah pada pulang, akhirnya secara tidak disadari karena tubuh kami lelah, kami tertidur pulas di depan minimarket tersebut.

Ketika terbangun dari tidur yang cukup pulas, kurang lebih waktu itu menunjukkan pukul 4 pagi. 
 
Semangat kami yang di awal bergelora ketika sebelum melakukan perjalanan, akhirnya semakin kesini semangat tersebut semakin luntur untuk terus melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung Bismo yang kita harapkan.

Berembuk lagi antara Kami bertiga, akhirnya kami tetap melanjutkan perjalanan berganti Haluan untuk Menuju Puncak Sikunir yang bisa dibilang  tidak terlalu tinggi dan bisa ditempuh dengan waktu yang cukup cepat jika dibandingkan dengan Gunung Bismo.

Sampailah kami di Telaga Cebong Telaga yang berada di bawah Puncak Sikunir atau banyak juga orang yang mendirikan tenda di sana begitupun kami juga mendirikan tenda juga.

Tapi mungkin nasib memang nasib, waktu itu niat kita untuk mendaki Gunung Sikunir juga gagal karena sampai di sana kabut tebal turun dibarengi dengan hujan walaupun tidak terlalu deras tapi itu membuat semangat kita untuk mendaki Gunung Sikunir menjadi tidak ada lagi.

Akhirnya kami berarti kau memutuskan untuk tidur saja di dalam tenda menikmati dinginnya sekitaran Telaga Cebong yang diselimuti dengan kabut tebal dan pemandangan pun tidak terlihat apa-apa.

Tentu itulah namanya perjalanan, tidak semua apa yang kita inginkan bisa terlaksana. Setidaknya kita telah mencoba, bisa diambil hikmahnya supaya kedepannya hal tersebut tidak terulang kembali dan semua bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Singkat cerita setelah tidur lumayan lama karena badan memang capek, kita bertiga baru bangun sekitar jam 11 siang dan akhirnya memutuskan untuk pulang saja karena memang di sekitaran Telaga Cebong tersebut sepi sama sekali tidak ada tenda ataupun orang lagi karena memang mereka sudah pergi ketika kami tertidur.

Akhirnya Kami bertiga pulang tapi melewati jalan yang berbeda titik pulangnya untuk mengobati rasa penasaran kami akhirnya kami memutuskan untuk melewati jalan Curug sikarim salah satu jalan yang sempat viral banyak orang yang ingin datang ke sana karena pemandangannya yang luar biasa.

Tapi mungkin apa mau dikata karena kebetulan waktu itu kabut turun dengan derasnya air, Curug sikarim pun tidak kelihatan dan pemandangan indah yang kita harapkan sebelumnya hanya samar-samar terlihat begitu saja.

Kalau dibilang menyesal jujur saya tidak menyesalinya karena Itulah pengalaman jika pengalaman itu tidak sesuai apa yang kita harapkan setidaknya kita bisa bercerita membagikan kenangan dalam hidup kita kepada orang lain yang mau mendengarkan.