Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dampak Baik Buruk Internet dan Media Sosial

Di zaman yang semakin maju ini, akses orang untuk mendapatkan informasi sangat mudah dan praktis berbeda dengan zaman dahulu yang harus bertanya ke sana sini baru bisa mendapatkan apa yang diinginkan.

Semua semakin cepat, bahkan untuk membeli barang dari luar kota, bahkan luar negeri, semua bisa dilakukan dengan menggunakan handphone di genggaman tangan.

Semua seperti dipermudah ingin mencari sumber informasi tinggal ketikan saja di mesin pencarian internet. Tidak perlu lagi untuk membuka lembar demi lembar buku, semua tinggal diketik kan saja di mesin pencarian Maka akan muncul apa yang akan dicari.

Sisi positifnya tentu adalah ah kita akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi yang kita cari, tapi sisi negatifnya adalah badan kita cenderung Diam tidak bergerak semua bisa dilakukan dengan genggaman tangan.

Tentunya jika sudah seperti itu maka kita akan kehilangan banyak hal, kehilangan kodrat Kita sebagai manusia yang seharusnya selalu bergerak baik secara fisik maupun secara pikiran.

Mungkin yang terjadi adalah hidup kita terasa hampa, seperti ada sesuatu yang hilang dari kehidupan, yang dulu pernah kita rasakan Tapi sekarang sudah tidak terjadi lagi.

Di zaman sekarang ini dari usia anak-anak sampai dewasa bahkan tua hampir semua mempunyai handphone. Semua bisa dilakukan dari benda kecil yaitu.

Bisa dibilang, dengan adanya jaringan internet kita bisa terhubung dengan siapa saja di pelosok dunia. Tapi itu adalah secara tidak langsung ataupun Fana.

Dahulu Jika kita ingin berkenalan dengan teman, kita harus berbicara secara langsung mengobrol membicarakan sesuatu secara langsung, bisa tahu karakternya Bagaimana orangnya bahkan bisa bersenda gurau secara fisik.

Hal itulah yang semakin kesini rasanya semakin hilang. Sifat manusia yang seharusnya adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, memerlukan manusia lain untuk segala sesuatu hal, semua itu tertutupi oleh dunia fana dalam genggaman kita.

Jika kita sudah Terbelenggu Dalam zona kenyamanan itu, rasanya hal-hal kecil hal-hal sepele yang dulu pernah kita rasakan seakan semua tertutupi oleh bayang-bayang semu yang sebenarnya tidak nyata.

Semakin kesini semakin banyak orang yang merasa hidupnya hampa, merasa seperti punya gangguan mental yang semakin ke sini juga semakin banyak orang yg terbuka dengan banyaknya forum-forum di media sosial yang membahas gangguan mental tersebut.

Dengan adanya media sosial Maka privacy kita terumbar begitu saja ke publik secara digital. Hal itu membuat semua orang jika mau, akan mengomentari apa yang kita upload di media sosial tersebut.

Sayangnya tidak semua orang yang mengupload status atau apapun itu ke media sosial, belum siap untuk menerima kritik ataupun bully-an yang datang dari berbagai sumber macam pengguna media sosial yang menyuarakan isi pikirannya dalam bentuk tulisan atau komentar.

Bahkan bahkan sering kita jumpai berita yang mengatakan bahwa banyak orang yang menjadi stres, depresi karena tidak tahan dengan hujatan yang di ungkapkan kepadanya karena status yang diupload di jejaring media sosial.

Entah siapa yang memulai, seenaknya sendiri menghujat orang melalui media sosial, tanpa memikirkan perasaan orang tersebut yang dihujat nya.

Sayangnya perlakuan seperti ini menjamur begitu cepatnya mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan hal yang sama Dan menganggap bahwa itu bukanlah sesuatu yang salah.

Berbeda pendapat, berbeda pilihan, apapun itu yang berseberangan antara satu pihak dengan yang lain seperti menjadi makanan empuk bagi mereka-mereka yang suka memperkeruh suasana dan mengadu domba sesama bangsa sendiri.

Mungkin kalian juga pernah dengar kata-kata dari presiden pertama Republik Indonesia Yaitu adalah Ir Soekarno yang mengatakan bahwa musuh kalian nanti bakal lebih berat karena musuh kalian adalah bangsa sendiri.

Mungkin hal itu sekarang menjadi kenyataan di mana seseorang ketika sudah mempunyai media untuk bisa mengungkapkan isi pikirannya, unek-uneknya, perbedaan pendapat bisa menjadi bumbu perselisihan.

Marilah kita menjadi seseorang yang lebih bijaksana, bisa menempatkan diri kita dalam 2 Sisi sudut pandang yang berbeda.

Jika tidak suka ya sudah biarkan saja, jika tidak ingin omongan kita dibantah ya Kita juga harus bisa menerima apa yang dikatakan orang lain kepada kita.

Saling menerima saling belajar bukannya malah saling hujat dan saling hajar.