Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Vespa motor tua tak pernah kehilang daya tarik dari masa ke masa

Sebenarnya sudah sejak lama saya mendabakan untuk memiliki atau mungkin lebih tepatnya menghidupkan kembali motor yang sudah lama ndongkrok dan tidak pernah dipakai lagi karena tidak ada yang menggunakannya.

Baru di tahun dua ribu lima belas, saya memberanikan diri meminta izin untuk memperbaiki vespa kakek saya yang sudah belasan tahun tidak digunakan dan hanya terparkir di sudut rumah tanpa ada orang yang menyetuhnya.

Mungkin itu adalah awal mula saya tertarik dan jatuh cinta pada motor dua tak terkhusus motor tua.


Hampir semua kendala yang berhubungan dengan vespa sudah pernah alami. Mulai dari busi yang sering gosong bahkan sampai roda belakang lepas ketika saya sedang berkendara. Moment-moment itulah yang sampai sekarang tidak terlupakan bahkan mungkin sampai nanti di waktu yang akan datang masih membekas di kenangan hidup yang pernah saya alami sebelumnya.

Entah mengapa ketika ngomongin tentang vespa, berasa tidak ada habisnya. Dan mengapa saya menulis artikel ini, penyebabnya adalah ada salah satu kenalan yang mencoba meminang vespa yang sering saya gunakan sejak beberapa tahun belakangan ini.

Bukannya gimana-gimana, tentu saya tolak penawaran dari kenalan saya itu. Sudah banyak kenangan manis maupun buruk yang pernah saya alami bersama vespa tersebut. Dan alasan yang paling mendasar adalah vespa tersebut adalah vespa peninggalan kakek, jadi saya hanya meneruskan dan merawatnya.

Kalau ditotal secara jarak kilometer yang sudah ditempuh, mungkin sudah ada puluhan ribu kilo total jarak keseluruhan karena hampir setiap hari vespa tersebut saya gunakan untuk menuju dari satu tempat ke tempat laiinya dan itu berlangsung dari sekian tahun lalu.

Tidak bisa dipungkiri bahwa vespa itu sangat identik dengan touring menjelajahi satu tempat ke tempat lain, bahkan dalam jarak dan waktu yang cukup lama.

Kalau pengalaman saya sediri, touring terjauh yang pernah saya tempuh adalah ketika sedang berlangsungnya acara vespa world day tahun 2022 di bulan juni dan berlangsung di Pulau Dewata Bali.

Sebuah acara vespa yang sudah ditunggu-tunggu oleh para penggemar karena sempat tertunda sekian tahun dampak dari adanya pandemi yang melanda seluruh penjuru wilayah di bumi ini.

Ada banyak cerita yang nanti bakal saya tuliskan di blog ini. Setidaknya kalau di kemudian hari saya ingin mengulang memori tersebut, saya bisa membacannya di tulisan yang saya tulis ini.

Sebenarnya ada keraguan dibarengi dengan keinginan untuk menghadiri acara vespa dengan sekala internasional yang terselengara di pulau dewata ini. Ragu karena saat itu keuangan sedang mepet dan ingin karena kapan lagi ada event vespa sebesar ini.

Tak disangka dan tak dikira tepat beberapa hari sebelum acara tersebut berlangsung, sempat ada teman yang datang ke rumah untuk memberikan uang dari hasil dagangan yang saya titipkan kepadanya. Ya lumayanlah kalau untuk tambah tambah pegangan selama di perjalanan.

Waktu itu sempat ingin berangkat sendiri dari Jogja karena teman yang lain akan berangkat beberapa hari sebelum acara tersebut berlangsung dan mayoritas sebagian besar menggunakan truk towing.

Sempat lumayan menjadi perbincangan pada saat itu, dahulu banyak orang atau scooterist ingin pergi jauh berkelana dengan berkendara menggunakan vespanya. Bukan hanya sekedar sampai tujuan tertentu dalam menghadiri sebuah acara dan sebagainya. Menikmati perjalanan dengan segala macam kondisi baik itu suka maupun duka, saya rasa akan lebih untuk bisa dikenang dan diceritakan.

Mungkin daya tarik dari event tersebut yang berlabel dunia, membuat banyak orang tidak mau sampai kehilangan kesempatan untuk bisa menghadiri acara tersebut. Bahkan banyak yang mengajukan cuti dengan keterbatasan waktu, sehingga alternatif pilihannya adalah dengan cara towing vespa langsung menuju acara tersebut berlangsung.

Tapi tentu setiap orang punya kesibukan dan cara pikir yang berbeda-beda. Tidak perlu merasa paling benar dan memaksakan cara pikir kita ke orang lain yang tidak sependapat. Menerima dan menghargai satu sama lain tentu akan menciptakan ketentraman bagi diri kita sendiri.